Jumat, 02 September 2011

Inti dari Bulan Ramadhan

Ramadhan 2011, alias bulan Ramadhan yang baru saja kita lalui, mungkin buat saya merupakan bulan Ramadhan pertama saya yang "layak". Maksudnya layak disini adalah ya, ada sesuatu yang pribadi yang tidak perlu saya tulis disini mengenai Ramadhan tahun-tahun sebelumnya, tapi yang saya rasakan - dan memang benar - adalah baru tahun ini gitu yang "bener", seolah-olah Ramadhan tahun-tahun sebelumnya (dimulai semenjak saya dikategorikan baligh dan wajib berpuasa, umur berapa ya kira-kira? ya pokoknya dimulai dari situ deh) itu saya ngerasa puasanya "ga bener", jadi saya menyia-nyiakan kesempatan gitu. Saya ngerasanya jadi seperti bukan di bulan Ramadhan, dan baru tahun ini "cukup" merasakannya. Seolah-olah bulan Ramadhan di tahun-tahun sebelumnya itu sia-sia, dan baru tahun ini saya ngerasain yang "layak". Sakali pan, tapi ya seperti itulah. Sulit menulisnya dengan satu kalimat langsung yang tidak bertele-tele.

Banyak faktor, yang bisa menjadi penyebab kenapa saya bisa seperti yang saya sebutkan diatas. Partly disebabkan oleh - saya frontal saja - yang saya rasakan adalah, semenjak Desember 2010, saya mengalami banyak perubahan. Mungkin memang panjang jalan yang harus saya tempuh sampai akhirnya saya bisa berada sampai dalam titik dimana - menurut saya - saya mengalami perubahan yang cukup signifikan. Dan saya memang percaya bahwa segala sesuatunya itu sudah ter-schedule, apapun itu, oleh Allah. Baik kejadian baik maupun buruk, semuanya sudah disusun sampai pada saat dimana kita sadar. Saya bukannya mau sok "udah sadar" atau apalah, masih panjang perjalanan yang harus ditempuh sampai menuju, "titik yang saya belum capai". Susah deskripsiinnya, tapi kalau kalian para pembaca coba memahami pasti paham deh, walaupun sulit diungkapkan melalui kata-kata. Ditambah dengan faktor "musiman", faktor pembuat galau dan taubat nomor satu bagi para pelajar SMA tingkat akhir, yaitu *jeng-jeng* UN dan SNMPTN, disertai berbagai ragam tes masuk Universitas lainnya, walaupun buat saya yang paling berpengaruh adalah, tetap, Desember 2010 itu.

Kembali ke Ramadhan tahun ini. Saat saya "sok sadar" dan "belagu" se-belagu tulisan sebelumnya, saya tidak merasakan sesuatu saat meninggalkan Ramadhan tahun ini. Ada kan, kisahnya oleh siapa gitu yang menangis saat ditinggalkan bulan Ramadhan. Saya berusaha lebay-lebayin supaya ngerasain sedihnya ditinggal bulan Ramadhan, tapi itu bukan ide yang bagus. Namun akhirnya, saya menyadari sesuatu.

Kembali lagi, tentang hal pribadi yang tak perlu saya tulis disini. Saya bisa merasakan, perbedaan jauh, antara bulan dimana setan-setan diikat dan dibelenggu, dengan bulan dimana setan bebas berkeliaran. Dan tanpa diduga, Ramadhan kali ini berbekas di diri saya, walaupun sekarang masih dua hari selepas Ramadhan, tapi kerasa gitu, ada bekasnya, sesuatu yang harus saya pertahankan, ga boleh turun. Dan memang target saya sebelas bulan kedepan adalah : memperbaiki 'hal pribadi yang tak perlu saya tulis disini', meningkatkan diri agar lebih berkualitas lagi sampai, Insya Allah, jika dalam tinta yang telah kering yang telah ditulis saat penciptaan diri saya dalam kandungan (bener ga sih begini kata-katanya?), saya dipertemukan dengan Ramadhan tahun depan.

Perjalanan saya memang masih jauh, menuju, em, "titik yang saya belum capai". Titik yang, saya meyakini, jika sudah saya capai, maka kesananya akan lancar, Insya Allah. Termasuk dipertemukan oleh #SKIP SAJA BAGIAN INI#, cita-cita saya, dan kesuksesan Dunia dan Akhirat, Insya Allah.


Perjalanan saya masih panjang. Perjuangan saya masih harus ditingkatkan. Kerja-keras saya masih harus diperbaiki. Dan, kesadaran saya tentang jalan yang telah disusun ini harus saya pertajam, agar saya bisa menyadari dan cepat bertindak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar